SVRATPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Ya::g bertanda tangan di bawah ini: Nama Nim Jurusan Fakuitas Erika Kusuma Yudha 13230018 Pengembangan lVlasyarakat Islam Dakwah dan Komunikasi Menyatakan dengan sesungguhny4 bahwa skripsi saya yang be{udul "Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha Kerajinan Tangan Anyaman Bambu Di Desa Rimpak Kecamatan Sapuan Kabupaten Wonosobo" adalah Peningkatanekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui - 21621695. vita1141 vita1141 13.02.2019 IPS Sekolah Menengah Pertama terjawab Peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui 2 Lihat jawaban Iklan Iklan Kedua BUMN, BUMD atau nama lain yang lebih khusus yang menyelenggarakan amanat konstitusional merupakan kepanjangan tangan pemerintah menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam arti luas. Ketiga ketentuan Pasal 2 huruf g dan i UU Keuangan Negara bertujuan agar negara dapat mengawasi bahwa pengelolaan keuangan negara dilaksanakan secara terbuka Kami terus berupaya meningkatkan ekspor dengan cara-cara yang lebih kreatif untuk mempertahankan pangsa pasar fesyen dan kerajinan tangan di AS, khususnya di tengah pandemi Covid-19," kata Kepala ITPC LA Bayu Nugroho. Pada 2019, AS mengimpor produk pakaian dari dunia sebesar USD 84,7 miliar atau naik 1,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berikutini cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kerajinan tangan yaitu: Memberikan pelatihan Pelatihan akan diberikan kepada masyarakat yang mana hal ini pihak pemerintah akan melakukannya dengan pendampingan secara berkelanjutan kepada para masyarakat yang telah menekuni pada bidang kerajinan tangan untuk VIVA- Kementerian Perdagangan menyatakan, tengah berupaya meningkatkan ekspor produk kerajinan tangan ke pasar Jepang.Ini karena potensi produk ekspor tersebut sangat tinggi dan banyak diminati rakyat Jepang. Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan, Marolop Nainggolan mengatakan, pada periode Januari-Mei 2021, ekspor kerajinan tangan ke negeri Sakura itu menembus . Jakarta - DKI Jakarta saat ini terpilih sebagai ikon penyelenggaraan pameran The 21st Jakarta International Handicraft Trade Fair Inacraft 2019. Pameran tersebut menampilkan berbagai macam produk kerajinan tangan yang berasal dari seluruh daerah di Ketua Umum II Bidang Kerja Sama Kelembagaan dan Promosi Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia ASEPHI Gusmardi Bustomi mengatakan angka tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun."Untuk tahun ini kita targetkan peningkatan menjadi US$ 1,3 miliar," kata Bustomi di JCC, Jakarta, Rabu 24/4/2019. Bustomi menceritakan, nilai ekspor produk handicraft atau kerajinan tangan pada tahun 1999 mencapai sekitar US$ 300 juta. Pada tahun 2018, nilai tersebut melonjak hingga empat kali lipat menjadi US$ 1,2 mengatakan, akan mengandalkan produk kerajinan tangan dengan bahan dasar seperti batu-batuan, kayu, rotan, hingga tekstil demi merealisasikan target ekspor di tahun dia mengaku akan memanfaatkan INACRAFT sebagai ajang promosi produk-produk asli Indonesia kepada dunia. Pasalnya, hingga saat ini sudah ada orang pembeli yang terdaftar pada acara pameran produk kerajinan tangan ini berlangsung selama lima hari mulai 24-28 April 2018. "Jumlah pengunjung tahun ini ditarget 200 ribu orang, tahun lalu 165 ribu orang. Jumlah pembeli dari luar negeri yang terdaftar sampai saat ini orang luar negeri dari 60 negara," ujar kata Bustomi, target transaksi selama penyelenggaraan pameran INACRAFT tahun 2019 sebesar Rp 140-146 miliar. Pameran yang berlangsung di JCC, Senayan, Jakarta Barat ini terdapat booth yang diisi oleh perusahaan atau pelaku usaha. hek/eds INFO NASIONAL - Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor produk kerajinan Indonesia dapat meningkat hingga 9 persen pada tahun 2019. Sementara, sepanjang 2018 pengapalan produk handycraft nasional mencapai US$ 1,2 miliar ke 50 negara atau naik empat kali lipat dibandingkan tahun 1999 yang baru sekitar US$ 300 juta ke 20 negara. Negara tujuan utama ekspor produk kerajinan ini, antara lain Amerika Serikat, Jepang, Belanda dan Menperin, guna menggenjot ekspor tersebut, kebijakan strategis yang bisa dijalankan adalah penguatan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia LPEI. “Beberapa catatan untuk peningkatan ekspor produk kerajinan, dari hasil diskusi dengan pelaku IKM, antara lain membutuhkan pendampingan mengenai desain dan akses pendanaan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pembukaan Pameran Inacraft 2019 di Jakarta, Rabu 24 April menambahkan, bahwa selain memfasilitasi pembiayaan bagi pelaku IKM yang ingin melakukan ekspor, LPEI diyakini mampu berperan untuk pengembangan IKM. “Artinya, pembiayaan dalam jangka panjang,” kerajinan merupakan salah satu sektor industri kreatif yang mampu memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Industri kerajinan yang didominasi oleh pelaku industri kecil dan menengah IKM ini mampu terus berkembang, sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan yang cukup banyak dan memberikan pemberdayaan yang berkualitas kepada masyarakat Menperin, Indonesia memiliki keunggulan dalam pengembangan industri kerajinan karena keragaman budaya yang menjadi ciri khas di masing-masing daerah. Selain itu, keterampilan dan keuletan para perajin Indonesia juga membuat produk kriya nasional semakin kreatif dan inovatif, terlabih lagi ditopang melalui pemanfaatan teknologi Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Presiden RI Joko Widodo saat pembukaan pameran Inacraft 2019 di Jakarta, Rabu 24/4.Potensi lainnya menurut Menperin adalah ketersediaan bahan baku yang berlimpah. Ini, menjadi keunikan tersendiri bagi produk kerajinan Indonesia. Bahan baku tersebut, antara lain kayu, rotan, bambu, keramik, serat alam, logam, perhiasan, lembaran kain, dan batu-batuan. “Saat ini juga sudah ada bahan baku dari hasil pengembangan teknologi modern,” optimistis, industri kerajinan menjadi ujung tombak bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini ditopang melalui jumlah IKM kerajinan yang mencapai 700 ribu unit usaha dan menyerap tenaga kerja langsung lebih dari 1,3 juta Airlangga juga menyebutkan, penyelenggaraan Inacraft tahun ini, menargetkan transaksi penjualan hingga Rp146 miliar, nilai ekspornya menembus angka US$ 13 juta, dan jumlah pengunjung sebanyak orang. Kegiatan yang digelar selama 24-28 April 2019 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center JCC ini akan dihadiri sekitar buyer dari 60 negara serta terdapat booth yang diisi oleh perusahaan atau pelaku usaha.“Keunikan Inacraft dibanding pameran lainnya adalah selalu menonjolkan ikon daerah tertentu setiap tahunnya. Pada 2019, Provinsi DKI Jakarta menjadi Ikon dengan tema Jakarta Enjoyable Multicultural Diversities. Tahun ini juga Inacraft menampilkan Maroko sebagai Country of Honour,” Airlangga, dengan adanya penampilan Country of Honour, para perajin Indonesia diharapkan dapat melihat dan belajar dari produk kerajinan negara lain, serta bisa berkolaborasi untuk semakin meningkatkan daya Industri Kecil, Menengah, dan Aneka IKMA Kemenperin Gati WIbawaningsih menyampaikan, dalam upaya pengembangan desain produk IKM nasional agar lebih berdaya saing di kancah global, Kemenperin akan menggandeng sejumlah pihak untuk mendatangkan para ahli desainer, termasuk dari perusahaan internasional. “Program yang akan dijalankan, misalnya melalui bimbingan teknis. Tahun lalu, kami sudah kerja sama dengan Jerman,” itu, mengenai upaya pengoptimalan pembiayaan ekspor bagi pelaku IKM, Ditjen IKMA Kemenperin telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan LPEI beberapa waktu lalu. Kolaborasi ini akan terus ditindaklanjuti, termasuk mengenai pengembangan IKM Go Inacraft ke-21 ini, Kemenperin menyediakan booth sosialisasi program Ditjen IKMA berupa Klinik Pengembangan Desain Kemasan dan Merek dan Klinik Hak Kekayaan Intelektual HKI. Di booth Klinik Pengembangan Desain Kemasan, para pengunjung bisa berkonsultasi terkait kemasan yang tepat untuk produknya. Sementara, di booth Klinik HKI pengunjung bisa berkonsultasi mendapatkan informasi tentang layanan maupun perlindungan HKI, serta mendapatkan fasilitasi pendaftaran HKI dari Ditjen IKMA juga memamerkan produk hasil karya Bali Creative Industri Center BCIC. Dalam hal ini, Ditjen IKMA menginisiasi kolaborasi yang melibatkan jajaran perancang terkemuka Indonesia sebagai motor penggerak inovasi, dengan kriyawan terkurasi sebagai penghasil dari kriya tersebut. Sejak 2015, BCIC menjadi tempat berkumpul para wirausaha dan inkubator kreatif di bidang fesyen, kriya, dan animasi. * JAKARTA — Kementerian Perindustrian berharap industri kerajinan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional melalui peningkatan capaian itu terlihat dari nilai ekspor produk kerajinan nasional yang naik US$892 juta atau naik 2,6 persen pada 2019 dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya sebesar US$870 Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan pemerintah pun gencar memfasilitasi pelaku industri kecil dan menengah IKM di dalam negeri agar bisa memperluas pasar ekspornya. Salah satunya melalui pameran Ambiente di Gati, keikutsertaan pada pameran Ambiente ini merupakan strategi unjuk gigi produk-produk IKM kerajinan Tanah Air, selain itu juga untuk bersaing dengan produk-produk unggulan di pasar ekspor. "Ini juga sebuah kesempatan bagi IKM untuk benchmarking dalam meningkatkan inovasi desain, termasuk dalam hal kemasannya serta tentunya bisa mendapatkan informasi tren dan selera pasar dunia terkini," katanya melalui siaran pers, Senin 17/2/2020.Ambiente merupakan pameran dagang terbesar untuk sektor barang konsumen dan ajang temu bisnis para pelaku usaha di sektor dekorasi 2,6 persen menjadi, serta meja dan perabotan dilaksanakan setiap tahun di Messe Frankfurt, Jerman dan diikuti lebih dari 96 negara peserta. Pameran tersebut pada tahun ini diselenggarakan pada 8-12 Februari pun memfasilitasi delapan IKM sebagai peserta Ambiente 2020, antara lain Harmoni Jaya Kreasi kerajinan anyaman, Palem Craft Jogja mirror dan lighting, Mohoi kerajinan anyaman bambu, Bana Nusantara kerajinan anyaman bambu, Pandanus Internusa kerajinan anyaman, Yogya Indo Global kerajinan kayu, Siji Lifestyle kerajinan kayu dan resin dan Art Classic kerajinan kayu.Fasilitasi keikutsertaan IKM Indonesia di pameran Ambiente ini juga menghasilkan peningkatan nilai ekspor IKM peserta pameran setiap tahun rata-rata sebesar 99,5 persen. Sementara, Kedelapan IKM Indonesia tersebut mampu mencatatkan nilai penjualan selama pameran sebesar US$1,57 juta.“Dalam gelaran tahun ini minat buyer juga cukup tinggi terhadap produk-produk dari para IKM Indonesia. Mereka juga berhasil mendapatkan sekitar 102 kontrak dagang dari 37 negara, serta membukukan berbagai pesanan dan penjualan yang akan ditindaklanjuti setelah pameran berakhir,” kata 2020, Ambiente diikuti sebanyak peserta dari 93 negara. Jumlah peserta tersebut meningkat 3,9 persen dibandingkan dengan itu, jumlah pengunjung mencapai orang dari 160 negara yang 62% berasal dari luar Jerman, antara lain dari Italia, Perancis, Belanda, Spanyol, Britania Raya, Turki, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang.“Dalam lima tahun terakhir, Paviliun Indonesia mencatatkan kenaikan nilai transaksinya hingga 113 persen. Tentunya hal ini capaian yang sangat membanggakan, yang menunjukkan peningkatan kemampuan IKM Indonesia di pasar global,” ujar Gati. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor David Eka Issetiabudi Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Jakarta ANTARA - Industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menyasar pasar luar negeri melalui ekspor, khususnya di era revolusi teknologi saat ini. Namun, masih ada stigma yang menganggap bahwa melakukan ekspor di Indonesia sulit dan penuh dengan kendala. Hingga saat ini, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih minim. Data Kementerian Koperasi dan UKM pada September 2022 mencatat bahwa kontribusi UMKM terhadap ekspor non-migas masih di posisi 15,7 persen. Jumlah tersebut masih rendah dibandingkan beberapa negara lain, seperti Singapura yang sebesar 41 persen, Thailand 29 persen, atau China 60 persen. Pengamat Ekonomi Digital dari Institut of Economic and Finance Indef Nailul Huda mengatakan masih rendahnya ekspor oleh UMKM disebabkan oleh sejumlah faktor. Mulai dari keterbatasan sumber daya manusia hingga kendala dalam produksi, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun standarisasi. UMKM, kata dia, masih kesulitan bersaing di pasar ekspor. "Kalau kita lihat misalkan dari segi produksi, dari pihak importir sana mau dia mengirimkan misalkan 100 ribu barang, tetapi terkadang UMKM kita tidak cukup. Makanya memang kontribusinya masih minim kalau kita lihat dari sisi kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional," ujar Nailul saat dihubungi ANTARA, Jumat. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance Indef Nailul Huda. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/aww/pri. Dia menilai, sebenarnya terdapat potensi besar dalam pangsa pasar domestik yang harus dioptimalkan terlebih dahulu sebelum UMKM dapat memanfaatkan potensi ekspor secara maksimal dan berdaya saing guna memanfaatkan peluang integrasinya ke pasar global melalui ekspor. Kegiatan ekspor sendiri sejauh ini masih memiliki imej sulit di kalangan pelaku UMKM, khususnya untuk hal-hal terkait birokrasi. Padahal, pada era revolusi teknologi saat ini, jalan masuk ke pasar global itu bisa dilakukan dengan integrasi ke platform digital. Dalam hal pemanfaatan teknologi untuk ekspor, Nailul menjelaskan hadirnya platform digital seperti e-commerce dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk memasarkan produk mereka tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga hingga mancanegara. "Kalau kita lihat, potensi ke situ UMKM memanfaatkan e-commerce untuk ekspor memang ada, pasti ada," ujar Nailul. Baca juga Tasya Farasya raup Rp600 juta berkat "spill link" produk e-commerce Baca juga Menciptakan marketplace aman butuh kolaborasi semesta Setelah akses pasarnya dibuka oleh e-commerce, UMKM ditantang untuk bersaing dengan permintaan pasar global dan dituntut untuk memiliki strategi yang cerdas. Stigma atas sulitnya ekspor pun bisa dihilangkan dengan pengetahuan dan motivasi pelaku UMKM itu sendiri. Ditambah dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk e-commerce yang menjadi platform bagi pelaku UMKM untuk melakukan ekspor. Tingkatkan literasi SDM agar berdaya saing Potensi bagi UMKM lokal untuk melakukan ekspor sangat besar. Produk-produk lokal Indonesia memiliki keunikan, keaslian, dan kualitas yang dapat menarik minat pasar global. Produk kerajinan tangan, makanan dan minuman tradisional, tekstil, hingga produk alam lainnya memiliki potensi ekspor yang tinggi. Namun, Nailul menilai potensi ekspor tersebut masih belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pelaku UMKM. Salah satu penyebabnya karena kualitas sumber daya manusia SDM yang masih belum memadai, seperti salah satu faktor yang diulas sebelumnya. UMKM, kata dia, perlu meningkatkan kemampuan manajerial dan kualitas produk agar dapat bersaing secara global. Edukasi dan pelatihan yang lebih masif harus diberikan kepada pelaku UMKM agar mereka dapat meningkatkan kualitas produk dan manajemen bisnis mereka. Selain itu, pelatihan dan pendampingan kepada UMKM dalam hal literasi digital untuk ekspor juga penting untuk dilakukan. UMKM perlu mengadopsi teknologi baru, mengembangkan produk yang inovatif, dan meningkatkan kualitas produk mereka untuk memenuhi standar internasional. "Tugas dari dunia usaha, baik dari yang kecil maupun yang besar bisa berkontribusi di situ dan juga dari pemerintah tentunya memang harusnya mereka juga memberikan pelatihan secara lebih masif," kata Nailul. Platform e-commerce jadi enabler UMKM ekspor Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, diversifikasi pasar menjadi penting untuk menjaga kelangsungan usaha UMKM. Upaya UMKM untuk melakukan ekspor pun telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Sistem dan mekanisme ekspor di Indonesia kini telah mengalami perkembangan yang signifikan. Pemerintah memberikan dukungan bagi UMKM yang berkeinginan untuk "go export" melalui implementasi Peraturan Pemerintah PP Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Nailul juga menekankan pentingnya peningkatan standar produk dan layanan. Pelaku UMKM perlu memperhatikan standar nasional Indonesia dan menjaga kualitas produk agar dapat bersaing di pasar ekspor. Sementara itu, terkait pemanfaatan platform digital, Nailul juga menyampaikan beberapa langkah konkret yang dapat dan telah dilakukan oleh e-commerce untuk mendukung ekspor UMKM. Baca juga Indeksi logistik e-commerce China pada Mei cetak angka tertinggi E-commerce harus mengambil peranan untuk memberikan edukasi dan pelatihan bagi pelaku UMKM. Dengan demikian, e-commerce tidak hanya berperan sebagai wadah bagi pelaku UMKM melainkan juga pendidikan tentang proses ekspor yang mudah. Selanjutnya, pelayanan ekspor melalui platform digital juga perlu ditingkatkan. E-commerce dapat mempermudah proses ekspor bagi UMKM dan meningkatkan jejaring dalam lapangan, misalnya dengan menyediakan penyuluh yang dapat memberikan informasi dan bimbingan kepada UMKM yang ingin ekspor, termasuk sistem pemasaran yang jitu untuk meningkatkan eksposur produk-produk UMKM. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan UMKM Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekspor dan meraih kesuksesan di pasar global. Solusi UMKM untuk ekspor sudah ada bersama e-commerce Sejumlah pelaku UMKM sudah membuktikan kemudahan ekspor melalui platform digital, meskipun berasal dari daerah hanya berjualan kerajinan tangan produksi rumahan. Pengalaman UMKM tersebut, nyatanya memantik perhatian netizen Twitter Indonesia. Dikutip dari akun Twitter Banyusadewa, yang mengetahui bahwa aksesoris handmade yang akan dibelinya dari toko online Pituyogbatikcraft, telah terjual hingga Singapura dan FIlipina melalui marketplace. “Iseng nanya lapaknya, dia rekomendasiin aksesoris yang ini. Dan katanya ini barangnya yang ini jg sering dipesen sama orang di Singapur sama Filipin. HAH? Gw baru tau kalo orang dari luar negri bisa pesen barang dari Indonesia lewat si toko oren! Ini seriusan yah?” ungkap Banyu. Adalah Hamidah Oktafiana, pemilik usaha Pituyogbatikcraft yang memasarkan produk batik dan aksesorisnya ke mancanegara. Sejak 2021, Hamidah membuka toko di e-commerce Shopee. Secara rutin, dia memproduksi puluhan produk menggunakan kain batik perca yang diperoleh dari industri batik lokal. Hamidah tidak menyangka karyanya yang membawa unsur budaya Indonesia itu berhasil terjual sampai ke luar negeri. “Hampir setiap bulan ada, produk gelang atau kalung terjual ke Filipina dan Singapura. Saya juga tadinya nggak tahu, tiba-tiba ada notifikasi aja, kalau produk saya sudah terjual di negara tersebut lewat program ekspor,” ujar Hamidah. Melalui Program Ekspor Shopee, Hamidah mampu memperluas jangkauan pasar Pituyogbatikcraft ke pasar global sekaligus mempromosikan budaya Indonesia ke luar negeri. Hamidah dan jutaan UMKM lainnya kini punya peluang lebih besar untuk bisa melakukan ekspor dengan mudah. Saat keterampilan, peluang, dan permintaan hadir, maka harapan untuk mewujudkan ekonomi Indonesia yang gemilang dari UMKM akan segera terwujud. Baca juga Bank Neo Commerce sediakan layanan tarik tunai "cardless" di Indomaret Baca juga Mendorong pertumbuhan baru di sektor e-commerce dengan Huawei Cloud Baca juga FUTR- imBee kolaborasi hadirkan Conversational Commerce di IndonesiaPewarta Fathur RochmanEditor Maria Rosari Dwi Putri COPYRIGHT © ANTARA 2023 Foto oleh Quang Nguyen Vinh kerajinan Indonesia merupakan salah satu sumber devisa yang penting bagi negara ini. Kerajinan Indonesia diakui di seluruh dunia karena desain yang unik dan kualitas yang baik. Ekspor kerajinan Indonesia dapat memperluas pasar produk kerajinan Indonesia di negara-negara tujuan ekspor. Pasar yang lebih luas dapat memberikan kesempatan bagi produk kerajinan Indonesia untuk dikenal dan diterima oleh konsumen di negara-negara tujuan itu ekspor kerajinan juga memberi manfaat bagi negara seperti memperluas kesempatan kerja dan pendapatan bagi para pekerja kerajinan di Indonesia, karena permintaan yang tinggi akan produk kerajinan dari negara tujuan ekspor, memperluas pemasaran produk kerajinan Indonesia di pasar global, yang dapat meningkatkan pangsa pasar produk kerajinan dari Indonesia, memperluas promosi budaya Indonesia ke negara lain, dan meningkatkan kesadaran global tentang kerajinan adalah salah satu negara yang mengekspor kerajinan ke berbagai negara di dunia. Berikut beberapa contoh kerajinan yang diekspor dari Indonesia meliputia. Batik merupakan kerajinan tradisional Indonesia yang dikenal di seluruh dunia. Batik dikenal dengan teknik mencetak kain dengan menggunakan lilin dan Songket kerajinan tekstil tradisional yang dikenal dengan motif yang indah dan kualitas yang baik. Songket dikenal khususnya di kalangan masyarakat Minangkabau dan Sumatera Tenun kerajinan tekstil yang dikenal dengan motif yang kaya dan kualitas yang baik. Tenun dikenal khususnya di kalangan masyarakat Nusa Tenggara Timur dan Ukiran kerajinan kayu yang dikenal dengan motif yang kaya dan kualitas yang baik. Ukiran dikenal khususnya di kalangan masyarakat Jawa dan Kerajinan perak kerajinan yang dikenal dengan desain yang unik dan kualitas yang baik. Kerajinan perak dikenal khususnya di kalangan masyarakat Bali dan Jawa Kerajinan kulit kerajinan yang dikenal dengan desain yang unik dan kualitas yang baik. Kerajinan kulit dikenal khususnya di kalangan masyarakat Jawa dan hanyalah beberapa contoh dari banyak kerajinan yang diekspor dari Indonesia. Ada banyak kerajinan tradisional lainnya yang diekspor dari Indonesia, seperti kerajinan tangan, kerajinan batu, kerajinan keramik, kerajinan tekstil dan lain-lain. Beberapa negara tujuan ekspor kerajinan Indonesia diantaranya adalah Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan kerajinan Indonesia dapat membawa manfaat ekonomi bagi negara dan masyarakat, namun perlu diperhatikan untuk memenuhi standar etika dan lingkungan yang baik dalam proses produksi dan ekspor kerajinan. Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk menghindari dampak negatif ekspor kerajinan bagi masyarakat dengan berusaha untuk meningkatkan kualitas dan inovasi produk kerajinan Indonesia melalui program pelatihan, sertifikasi produk, pengawasan, penegakan hukum, kerjasama dengan organisasi internasional dan promosi produk kerajinan di pasar internasional.

peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui